Outlined Text Generator at TextSpace.net

Senin, 27 Agustus 2012

sepatah kata

Bisik jiwa tlah terputus dalam satu hembusan nafas
Janji suci tlah kau ingkari tuk bersama
Dalam tawa dan duka
Yakinlah selalu … sobat
Bawa segala luka yang menyobek hatimu
Adalah pisau yang mengalir di setiap tetes darahku
Kesedihan yang nampak di raut mukamu
Adalah kepedihan terdalamku
Ketidakramahan dirimu adalah penyobek hatiku
Taukah kau sobat?
Bahwa secercah tawa yang dulu slalu menghiasi wajahmu
Kini tlah pudar dan bukan lagi
Kebanggaan dalam tali hati antara kau dan aku
Kini kau telah melepas jemari itu
Padahal aku rapuh tanpa tangan itu
Aku ingin kau selalu menjaga dan melindungiku
Sobat …
Sebuah tamparan yang selalu kudapat bila kusalah
Sebuah bimbingan yang selalu merangkulku bila kulemah
Kini tak akan pernah kudapati lagi
Kemana aku harus mencari itu semua?
Kau pergi tanpa mengucap sepatah kata pun
Kau telah memutus persahabatan itu
Persahabatan yang suci
Kini tlah kau nodai dengan kebungkaman, kebohongan, dan kebosanan
Semuanya penuh kepura-puraan
Kau jadikan persahabatan
Sebagai tempat berlabuh
Tuk mencari pengalaman kehidupan
Kenapa kau lakukan ini?
Ku diam dalam kebungkaman yang penuh kesakitan
Sedangkan dirimu tertawa penuh keriangan
Lalu kini ku bertanya:
Apa menurutmu seorang sahabat?
And sahabat yang tulus seperti apa?
Kau hanya diam tak bisa menjawab
Sobat …
Maafkan diri ini bila diri ini bersalah
Meski kau telah pergi
Bagiku kau selalu ada dalam hatiku
Karena kau adalah sahabatku
Dari dulu dan sampai kapan pun

kesetiaan menggila

SEORANG temanku -- yang mungkin telah lama menggila, menyebutku seorang bangkai manusia yang bergentayangan. Tiada jalan lain, untuk mengembalikan sejatinya hidup agar aku menjadi gila atau paling tidak sesekali menjadi orang gila. Harus berani jalan-jalan di sembarang tempat, misalnya di pasar-pasar, tempat perbelanjaan, kantor-kantor intansi pemerintahan, dll, termasuk kalau memungkinkan di tempat peribadatan.
“Untuk memulai itu kau harus pertama kali berkencan atau konsultasi dulu dengan orang gila,” lanjut teman gila itu, “Jika mengaku lelaki normal, kencanilah wanita yang sudah gila. Jangan cari jauh-jauh, dekatilah wanita yang kerap berada di jembatan itu sepuasmu,” ujarnya sebelum kepergiaannya menjalani hidup menjadi orang gila.
Wah, barangkali omongan itu sebagai upaya mencari pertemanan agar dia tak sendiri. Aku pikir, barangkali agar komunitas orang gila semakin meningkat, begitu? Entahlah, malam memang mulai meremang di mataku. Angin berkesiut dari utara, rasa gigil mulai terasa menyungkup.

polisi dan supir

MIKROLET itu dipepet motor polisi. “Baru keluar Pak!” kata sopir mikrolet. Polisi itu, Suryo, terlihat di papan nama yang menempel di dada, tidak menyahut.
Tampangnya seram dengan kumis tebal dan kacamata hitam. Tangannya memberi tanda agar mikrolet menepi. Dia lalu menghentikan motornya dan menghampiri mikrolet. Tak ada sepatah katapun keluar dari mulut Suryo. Mereka seperti sudah kenal lama. Begitu Suryo mendekat, sopir itu memberikan surat kendaraannya. Suryo pun ngeloyor begitu saja.
”Dia memang rakus,” kata Sofyan kepada penumpang yang duduk di sebelahnya, sambil menginjak

satu

Kulangkahkan sanubari bergandengan dgan hati
menuju sbuah perasaan yg indah berbalut kasih
stitik noda cinta yg melekat dulu, kini mjadi luberan noda yg smkin hari smakin brtmbah
smkin hari smakin besar..

Kutelungkupkan tangan di atas benak untuk menggenggam sjuta kpercyaan
kpastian, dan harapan untkmu agar slalu bersamaku
dan mjadikan aku satu2nya yg snggup memeluk erat hati dan perasaanmu.. 

Yang snggup mjagamu lahir dan batin
ingn kutorehkan smua angan burukku brsama amarahku
it smua krn noda yg melekat d hati dan tapernah pupus d telan api amarah
Sayang, kuingin emban smua ksucianmu brsma cintaku
kuingin lindungimu berimbalan cintamu
Harapanku takan pernah ksong jika kau terus menyayangiku..

malang kotaku

Dahulu di tepi jalan rimbun pepohonan
Hijau berderet sepanjang jalan
Udara dingin menjadi cirimu
Bangunan kolonial menghiasi wajahmu

Sekarang jalanan kota tidak sehijau dulu
Ruko ruko berdiri kokoh di sepanjang jalan
Pencemaran udara menjadi bebanmu
Gedung gedung bertingkat menutupi panoramamu

Bisakah jalanan tampak sehijau dulu
Apakah wargamu juga sadar akan itu
Yang peduli terhadap nasib kotaku
Malang... kotaku yang malang